Sabtu, 13 Juni 2009

Bab 1 - Estimasi - estimasi

Sun Tzu berkata:
1. Perang adalah masalah vital bagi negara; masalah hidup atau mati; jalan menuju kelangsungan hidup atau kehancuran. Mempelajarinya secara menyeluruh adalah sebuah keharusan.
Li Ch’uan: “Senjata hanyalah alat dari pertanda buruk. Perang adalah masalah yang menyedihkan; satu hal yang mengkhawatirkan adalah jika orang melakukannya tanpa refleksi yang seharusnya”.

2. Oleh karena itu, lakukan penilaian terhadapnya berdasarkan lima faktor fundamental dan buatlah perbandingan terhadap tujuh elemen yang akan disebutkan kemudian. Sehingga anda dapat memahami esensinya.

3. Yang pertama dari faktor ini adalah pengaruh moral; yang kedua cuaca; yang ketiga dataran; yang keempat perintah; dan yang kelima doktrin.
Chang Yű: “Urutan sistematis di atas sudah cukup jelas. Jika pasukan dikerahkan untuk menghukum mereka yang melanggar aturan, dewan kuil pertama-tama harus mempertimbangkan kelayakan dan kebaikan penguasa dan kepercayaan rakyat terhadapnya; selanjutnya kecocokan musim alam; dan akhirnya kesulitan-kesulitan topografi. Setelah melakukan penelitian yang cermat terhadap tiga hal ini; seorang jendral ditunjuk untuk melakukan serangan. Setelah pasukan melintasi perbatasan, tanggungjawab hukum dan aturan diberikan sepenuhnya kepada jendral”.

4. Dengan pengaruh moral yang saya maksud adalah hal-hal yang menyebabkan orang berada dalam harmoni dengan para pemimpin mereka, sehingga mereka menemaninya dalam hidup hingga menjelang mati tanpa kekhawatiran akan kematian itu sendiri.
Chang Yű: ”Jika seseorang memperlakukan orang dengan kebaikan, keadilan, dan kebenaran, serta mampu membangkitkan kepercayaan mereka, maka tentara akan bersatu dalam pemikiran dan semua orang akan mengabdi pada pemimpinnya. Buku perubahan mengatakan: ”dalam kegembiraan setelah mengatasi kesulitan, orang lupa akan bahaya kematian”.

5. Dengan cuaca maksud saya adalah interaksi dari kekuatan alam; efek dinginnya musim salju dan teriknya musim panas, dan pelaksanaan operasi-operasi militer sejalan dengan musim.

6. Dengan dataran yang saya maksud adalah jarak, apakah tanahnya bisa dilewati dengan mudah ataukah sulit, apakah tanah tersebut terbuka atau tersembunyi, dan perubahan hidup dan mati.
Mei Yao-chen: ”... Ketika mengerahkan pasukan, penting untuk diketahui sebelumnya mengenai kondisi tanah. Dengan mengetahui jarak, orang bisa menggunakan rencana secara langsung atau tidak langsung. Jika ia mengetahui tingkat kemudahan atau kesulitan melintasi tanah tersebut, maka ia bisa memperkirakan keuntungan menggunakan infrantri atau kavaleri. Jika ia tahu dimana tanah yang tersembunyi dan mana yang terbuka, maka ia dapat memperhitungkan ukuran kekuatan yang sesuai. Jika ia mengetahui dimana ia akan melakukan pertempuran, ia akan tahu kapan harus memusatkan kekuatan atau kapan harus membaginya”.

7. Dengan perintah yang saya maksud adalah kualitas kebijakan, ketulusan, kemanusiaan, keberanian dan ketegasan.
Li Ch’uan: “Kelima ini adalah kebaikan jendral. Dari sanalah para tentara menganggapnya sebagai ”Orang yang terhormat”.

8. Dengan doktirn, yang saya maksudkan adalah organisasi, kontrol, penugasan terhadap prajurit yang sesuai hingga pada para perwira, aturan rute perbekalan, dan wilayah hal-hal prinsip yang dipakai oleh tentara.

9. Tak ada jendral yang tidak pernah mendengar tentang lima hal ini. Mereka yang menguasainya akan menang, sementara yang tidak akan terkalahkan.

10. Oleh karena itu, dalam menggelar rencana, bandingkanlah elemen-elemen berikut dengan kecermatan yang tinggi.

11. Jika anda berkata penguasa mana yang memiliki pengaruh moral, komandan mana yang lebih mampu, tentara mana yang memperoleh keuntungan dari alam dan dataran, dalam aturan dan instruksi mana hal tersebut bisa dijalankan dengan baik, pasukan mana yang lebih kuat.
Chang Yű: ”Kereta-kereta yang kuat, kuda-kuda yang cepat, pasukan yang gagah berani, senjata tajam sedemikian hingga ketika mereka mendengar tabuh genderang menyerang yang mereka sukai, dan ketika mendengar gong tanda istirahat yang membuat mereka marah. Dia yang seperti inilah yang dinamakan kuat”.

12. Mana yang memiliki perwira dan orang-orang yang terlatih secara lebih baik;
Tu Yu: ”... Oleh karena itu Guru Wang berkata: Jika para perwira tidak terbiasa dengan latihan keras, maka mereka akan waswas dan ragu-ragu dalam pertempuran; jika para jendral tidak dilatih secara menyeluruh maka mereka akan merasa gentar ketika akan menghadapi musuh”.

13. Dan dengan cara bagaimana penghargaan dan hukuman diberikan agar menjadi tindakan yang bijak.
Tu Mu: ”Yang dilakukan secara tidak berlebihan”.

14. Saya akan mampu meramalkan pihak mana yang akan menang dan mana yang akan kalah.

15. Jika seorang jendral yang mendengarkan strategi saya ini ditugaskan, maka ia pasti akan menang. Pertahankan dia! Jika orang yang menolak untuk menyimak strategi saya ditugaskan, maka ia pasti terkalahkan. Pecat dia!

16. Setelah mendengar keunggulan rencana saya, jendral harus menciptakan situasi yang akan memberikan kontribusi pada keberhasilan mereka. Dengan ”situasi” yang saya maksudkan adalah ia harus bertindak secara bijak sesuai dengan apa yang paling menguntungkan dan dengan demikian mengontrol ketenangan.

17. Semua perang didasarkan pada tipu daya.

18. Oleh karena itu, jika mampu maka berpura-puralah tidak mampu; jika aktif berpura-puralah tidak aktif.

19. Jika dekat, buatlah seolah-olah anda berada ditempat yang jauh; jika anda jauh, buatlah anda seolah-olah anda dekat.

20. Berikan umpan kepada musuh untuk memancingnya; berpura-puralah tercerai-berai dan serang dia.
Tu Mu: ”Jendral Chao bernama Li Mu melepaskan kawanan ternak dan penggembalanya; saat Hsiung Nu telah maju sedikit, ia berpura-pura mengundurkan diri, meninggalkan beberapa ribu orangnya seolah-olah ia mengabaikan mereka. Ketika Khan mendengar berita ini ia sangat senang, dan dengan dipimpin oleh sebuah pasukan yang kuat ia bergerak ketempat tersebut. Li Mu menempatkan sebagian besar pasukannya dalam formasi disisi kanan dan kiri, membuat serangan yang tiba-tiba, melumatkan orang-orang Hun dan membantai lebih dari seratus ribu pasukan berkudanya”.

21. Saat ia berkumpul, bersiap-siaplah melawannya; ketika dia kuat, menghidarlah.

22. Buatlah jendral marah dan bingung.
Li Ch’uan: ”Jika ia adalah seorang jendral yang mudah marah, maka otoritasnya bisa dengan mudah diusik. Karakternya tidak stabil”.
Chang Yű: ”Jika jendral musuh keras kepala dan cenderung pemarah, singgunglah perasaannya dan buatlah ia marah sehingga ia geram dan binggung, dan tanpa rencana ia pasti akan menyerang anda”.

23. Berpura-puralah seolah kalah dan timbulkan arogansinya.
Tu Mu: ”Pada akhir dinasti Ch’in, MoTun dan Hsiung Nu memperoleh kekuasaan untuk yang pertama kalinya. Hu sebelah timur adalah negara yang kuat dan ia mengirimkan duta besarnya untuk melakukan perundingan”. Mereka berkata: ”Kami ingin mendapatkan kuda seribu li milik T’ao Ma”. Mo Tun berkonsultasi pada penasehatnya, yang semuanya serentak berteriak: ”Kuda seribu li? Benda yang paling berharga dinegeri ini! Jangan berikan itu padanya!” Mo Tun menjawab: ”Mengapa orang bisa iri terhadap seekor kuda tetangga?” Maka dia memberikan kuda tersebut. Beberapa saat sesudah itu, Hu sebelah timur mengirimkan dutanya kembali yang mengatakan: ”Kami menginginkan salah satu puteri raja Khan”. Mo Tun berkonsultasi dengan para menterinya, yang kesemuanya dengan marah berkata: ”Hu sebelah timur sudah mulai tidak benar! Mereka sekarang bahkan minta seorang putri raja! Kami minta anda menyerang mereka!” Mo Tun menjawab: ”Bagaimana orang bisa iri dengan wanita muda tetangganya?” Maka ia memberikan wanita tersebut”.
Beberapa saat kemudian, Hu sebelah Timur kembali dan berkata: ”Kalian mempunyai seribu li tanah tak terpakai yang kami perlukan”. Mo Tun berkonsultasi dengan para penasehatnya. Beberapa diantaranya mengatakan bahwa cukup beralasan untuk menyerahkan tanah tersebut, sedangkan yang lain tidak. Mo Tun marah dan berkata: ”Tanah adalah pondasi negara. Bagaimana orang bisa memberikannya begitu saja?” Semua yang telah menyarankan agar menyerahkan tanah tersebut dipenggal”. Mo Tun lalu meloncat ke atas kudanya, memerintahkan agar semua yang tidak berangkat dipenggal kepalanya. Ia membuat serangan tiba-tiba ke Hu sebelah Timur. Hu sebelah Timur meremehkan dia dan tidak membuat persiapan apapun. Saat ia menyerang mereka maka ia pun membinasakannya. Mo Tun lalu berbelok ke barat dan menyerang Yueh Ti. Dia sepenuhnya memperoleh kembali tanah leluhurnya Hsuing Nu yang sebelumnya ditaklukkan oleh jendral Ch’in bernama Meng T’ien.
Ch’en Hao: Berikan kepada musuhmu anak-anak dan wanita untuk membuatnya tergila-gila, serta permata dan sutra untuk membangkitkan ambisinya.

24. Buatlah ia tetap tegang dan kelelahan.
Li Ch’uan: ”Ketika musuh istirahat, buatlah mereka kelelahan”.
Tu Mu: ”... Pada akhir masa pemerintahan Han terakhir, setelah T’ien Fang telah mengalahkan Liu Pei, Pei melarikan diri ke Yuan Shao, yang kemudian memimpin pasukannya yang bermaksud menghadapi T’ien Fang”
Salah satu staf perwira Yuan Shao berkata: ” T’ien Fang ahli dalam memimpin pasukan; tidak ada yang lebih baik dari membuat segala sesuatunya berkepanjangan dan menjaga jarak terhadapnya. Anda, jendral, harus membangun benteng disepanjang gunung dan sungai dan mempertahankan empat wilayah kekuasaan. Secara eksternal, buatlah persekutuan dengan para pemimpin yang kuat; secara internal; buatlah kebijakan agro-militer. Kemudian, pilihlah prajurit-prajurit jagoan dan bentuklah mereka menjadi unit luar biasa. Ambillah keuntungan dari titik-titik dimana musuh tidak siap, lakukan serangan tiba-tiba secara berulang-ulang dan usiklah negara diselatan sungai. Jika ia mencoba menolong disebelah kanan, seranglah bagian kiri; jika ia menyelamatkan bagian kiri, serbulah bagian kanan; buatlah dia lelah dengan membuatnya berputar-putar. Nah, jika anda menolak strategi kemenangan ini dan justru menanggungkan semua risiko hanya pada satu perang saja, maka akan terlambat untuk menyesalinya”. Yuan Shao tidak mengikuti saran ini dan karenanya ia kalah.

25. Jika ia bersatu, cerai-beraikanlah
Chang Yű: ”Sesekali timbulkanlah keretakan antara penguasa dan para menterinya; pada saat yang lain pisahkan sekutu-sekutunya. Buatlah mereka curiga sehingga mereka menyingkir dari padanya. Lalu anda bisa menyusun rencana untuk mereka’.

26. Seranglah pada saat dia lengah; majulah tiba-tiba saat ia tidak menyangka kedatangan anda.
Ho Yen-shi: ”... Li Ching dan T’ang mengusulkan sepuluh rencana yang bisa digunakan untuk melawan Hsiao Hsieh, dan seluruh tanggung jawab dalam memimpin tentara pun dipercayakan sepenuhnya kepadanya. Dalam bulan kedelapan ia mengumpulkan pasukannya di K’uei Chou”.
Karena pada saat musim gugur air Yangtze meluap dan jalan di sisi ketiga ngarai sangatlah berbahaya, Hsiao Hsieh beranggapan bahwa Li Ching pasti tidak akan bergerak menyerangnya. Maka ia pun tidak melakukan persiapan apa-apa.
Dalam bulan kesembilan Li Ching memegang komando pasukan dan menceramahi mereka sebagai berikut: ”Yang paling penting dalam perang adalah kecepatan yang luar biasa; orang tidak akan melewatkan kesempatan. Sekarang kita bersatu dan Hsiao Hsieh belum mengetahuinya. Dengan mengambil keuntungan dan kenyataan bahwa sungainya banjir, kita akan muncul tak terduga dibawah tembok ibukota”. Lalu ia berkata: ”Saat dentuman halilintar datang, maka tak ada waktu untuk menutup telinga”. Bahkan sekalipun mereka memergoki kita, ia tidak mungkin dalam sekejap menyusun satu rencana untuk menghadapi kita, dan tentu saja kita dapat menangkapnya”.
Ia bergerak ke I Ling dan Hsiao Hsieh mulai takut dan mengumpulkan dukungan dari selatan sungai, namun mereka tidak bisa datang tepat pada waktunya. Li Ching melakukan pengepungan terhadap kota tersebut dan Hsieh menyerah.
”Menyerang tiba-tiba dimana dia tidak mengira kedatangan anda berarti sama seperti ketika dinasti Wei pada akhir pemerintahnya, mengirimkan jendral Chung Hui dan Teng Ai untuk menyerang Shu”. ... Dalam musim dingin, dalam bulan kesepuluh, Ai meninggalkan Yin P’ing dan bergerak selama lebih dari tujuh ratus li melintasi wilayah tak berpenghuni, membuka jalan melewati pegunungan dan membangun jembatan penyeberangan. Gunung yang tinggi, lembah yang dalam, membuat tugas ini luar biasa sulit dan berbahaya. Selain itu, para tentara yang hampir kehabisan perbekalan berada di ambang kebinasaan. Teng Ai membungkus dirinya dengan karpet bulu dan menggelinding dari kecuraman lereng gunung; para jendral dan perwira merangkak dengan memegang batang pepohonan. Tentara tersebut terus maju merangkaki ngarai yang curam seperti untaian ikan.

27. Ini adalah kunci ahli strategi untuk menang. Tidak mungkin mendiskusikannya terlebih dahulu.
Mei Yao-ch’en: “Ketika berhadapan dengan musuh, perhatikanlah keadaan yang senantiasa berubah dan buatlah kebijakan-kebijakan. Bagaimana ini semua bisa didiskusikan sebelum hal itu terjadi?”

28. Jika estimasi-estimasi dibuat di kuil sebelum berperang memperlihatkan kemenangan, itu karena perhitungan menunjukkan kekuatan seseorang tersebut lebih dari yang dimiliki musuhnya; jika ternyata menunjukkan kekalahan, maka itu karena perhitungan-perhitungan menunjukkan bahwa ia kalah hebat. Dengan banyak perhitungan, orang bisa menang; dengan hanya sedikit saja ia tidak bisa menang. Betapa pun kecilnya kesempatan kemenangan seseorang yang tidak mau membuat perhitungan sama sekali! Dengan cara inilah saya mempelajari situasi dan hasilnya akan tampak jelas.

Tidak ada komentar: